Search

Laman

Friday, 24 October 2014

CONTOH ASPEK TEKNIS TANIA AQUACULTURE

2.1          Uraian Aspek Teknis Pembenihan Ikan Patin
2.1.1         Lokasi Bisnis
     Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam suatu bisnis karena lokasi adalah tempat dimana produksi berlangsung. Tempat budidaya pembenihan ikan patin Tania Aquaculture memiliki 20 hatcheri  yang berlokasi di beberapa tempat di wilayah Bogor. Salah satu hatcheri yang kelompok kami kunjungi berlokasi di Kampung Pondok, Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Bogor, Jawa Barat.  Luas areal hatcheri tersebut adalah 6,5 ha yang terdiri dari areal perkolaman, ruang tempat akuarium penetasan telur, perkantoran, dan sarana penunjang lainnya. Sumber air perkolaman berasal dari air sumur bor yang ditampung dalam tandon. Alasan pembagunan hatcheri di lokasi tersebut karena dekat dengan sumber air yang cocok untuk pembenihan ikan patin. Selain itu tidak mengganggu lingkungan sekitar dengan limbah dari budidaya pembenihan ikan patin.

2.1.2         Variabel Utama :
§  Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku yang diperlukan dalam pembenihan ikan patin adalah induk jantan dan betina, ovaprim, air tawar, dan pakan induk.
Jumlah induk yang ada di hatchery yang kami kunjungi adalah 70 induk. Dari keseluruhan jumlah induk tersebut, sebelum dipijahkan, dilakukan seleksi induk terlebih dahulu untuk mengetahui mana induk yang berkualitas dan berkondisi baik untuk dipijahkan. Satu induk ikan patin mampu menghasilkan 200.000 larva.

§  Letak Pasar yang dituju
     Lokasi pasar yang dituju perlu dipertimbangkan secara teknis dan ekonomis  sehingga kelangsungan dari usaha dapat terjamin. Usaha budidaya ikan patin ini hanya sampai tahap pembenihan saja sehingga pasar yang dituju adalah pasar ikan khusunya untuk benih ikan patin kepada reseller.

§  Tenaga Listrik dan Air
     Secara teknis budidaya pembenihan ikan patin memerlukan fasilitas listrik dalam kegiatan produksi agar pelaksanaannya berjalan dengan baik. Kapasitas terpasang jaringan listrik yang ada di Tania Aquaculture sebesar 900 kV berasal dari PLN. Selain listrik, air juga merupakan kebutuhan pokok dalam proses produksi pembenihan ikan patin. Air yang digunakan oleh Tania Aquaculture dalam pembenihan ikan patin berasal dari air sumur bor yang kemudian ditampung di dalam bak penampungan.

§  Supply Tenaga Kerja
     Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Tania Aquaculture memiliki tenaga kerja yang menangani teknis dan administrasi. Tenaga kerja yang dipilih adalah orang setempat atau orang dari luar jawa dan minimal lulusan SMA, namun tidak menutup kemungkinan menerima tenaga kerja lulusan SMP jika tidak ada tenaga kerja lulusan SMA yang bersedia. Tenaga kerja yang baru masuk diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh tenaga kerja lama yang sudah profesional selama satu sampai dua siklus produksi.
     Masing-masing hatcheri terdapat dua orang pekerja yang menangani pembenihan ikan patin. Setiap orang pekerja menangani 30-40 akuarium. Gaji yang diterima oleh setiap pekerja adalah 30% dari pendapatan yang diperoleh dan setiap pekerja mendapat jaminan makan, kesehatan dan uang saku sebesar Rp 500.000,- dalam satu bulan.

§   Fasilitas Transportasi
     Fasilitas pengangkutan yang tersedia di Tania Aquaculture adalah mobil L300 dan mobil Carry. Setelah benih siap jual, setiap hatcheri mendistribusikannya ke tempat pengumpulan semua benih Tania Aquaculture di daerah Cibanteng. Setelah terkumpul, benih di kirim ke bandara untuk dikirimkan ke masing-masing pemesan.



2.1.3        Luas Produksi
     Luas produksi adalah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Luas Produksi ditentukan oleh :
-          Batasan Permintaan
-          Tersedianya kapasitas mesin-mesin
-          Jumlah dan kemampuan pengelola proses produksi
-          Kemampuan finansal dan manajemen
-          Kemungkinan adanya perubahan teknologi
     Luas produksi dapat dilihat dari segi ekonomis dan segi teknis. Dari segi teknis yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan serta persyaratan teknis.   
     Untuk menentukan jumlah produksi yang menghasilkan keuntungan optimal diperlukan suatu peritungan yang teliti dan dalam hal ini dapat dugunakan beberapa pendekatan, antara lain:
1.      Penekatan konep marginl revene dan marginal cost.
2.      Pendekatan analisis break event point.
3.      Pendekatan metode linier programming.
   
2.1.4        Proses Produksi
Dikenal adanya 3 jenis proses produksi:
1.      Proses produksi yang terputus-putus (intermiten)
2.      Proses produksi kontinu (menggunakan teknologi dan mesin-mesin yang lebih baik)
3.      Kombinasi
     Kegiatan pembenihan ikan patin yang dilakukan di Tania Aquaculture Farm Ciampea, meliputi pemeliharaan dan persiapan induk, pemijahan induk, persiapan wadah, penetasan telur, pemeliharaan larva, pemanenan, dan pengepackan.
     Proses produksi pembenihan ikan patin:
1)      Pemeliharaan dan persiapan induk
     Induk merupakan faktor penentu agar usaha budidaya pembenihan ikan patin dapat berhasil dengan baik. Calon induk yang akan dipijahkan harus memiliki kualitas genetis yang baik yakni berasal dari induk yang terpilih. Menurut Khairuman (2006), induk ikan patin mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Pemeliharaan induk adalah kegiatan memelihara induk yang sudah dipijahkan atau calon induk yang sudah matang gonad. Pemeliharaan induk bertujuan untuk mendapatkan induk yang telah matang gonad. Pada kegiatan pemeliharaan induk, induk janan dan betina dipelihara dalam satu wadah. Kegiatan yang dilakuka dalam pemilihan induk yaitu persiapan wadah, pemberian pakan,dan pengelolaan kualitas air.
2)    Pematangan Gonad
Calon induk yang telah matang gonad dapat dilihat dari beberapa ciri seperti berikut :
-          Induk jantan :
Papila memerah, keluar cairan putih kental
-          Induk betina :
Postur tubuh melebar dan pendek,perut lembek jika dipegang, urogenital membengkak dan memerah.
3)    Seleksi Induk Matang Gonad
     Induk ikan patin yang akan dipijahkan diseleksi terlebih dahulu, yaitu dengan memilih induk-induk betina dan jantan yang telah matang gonad atau siap pijah. Penangkapan induk dapat dilakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya stres pada induk ikan patin.
4)    Pemijahan
     Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang sulit memijah secara alami jika tidak berada di habitat aslinya. Untuk itu pemijahan yang dilakukan adalah pemijahan dengan kawin suntik. pemijahan ikan patin dilakukan dengan menggunakan ovaprim. Penyuntikan ovaprim dilakukan di belakang sirip punggung ikan dengan kemiringan 450. Setelah disuntik induk dikembalikan ke dalam bak atau fiber. Terhitung 12 jam dari proses penyuntikan, selanjutnya dilakukan stripping (pengurutan) untuk induk betina dan pengeluaran sperma untuk induk jantan.
     Induk patin yang telah dilakukan stripping dikembalikan ke dalam bak. Selanjutnya pengambilan sperma pada induk jantan dilakukan secara perlahan-lahan, kemudian sperma yang terambil dimasukan ke dalam sebuah wadah. Setelah itu sperma tersebut dicampurkan ke dalam mangkok yang berisi telur kemudian diaduk secara perlahan dengan menggunakan bulu ayam. Setelah pengadukan dirasa cukup kemudian telur ditebar ke dalam akuarium yang telah dilengkapi aerasi.
5)      Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan pada akuarium yang terdapat di dalam hatchery dengan ukuran 100x40x35cm3. Setiap akuarium kurang lebih ditebar sebayak 12.000 telur. Telur menetas pada suhu 29-300C. Untuk menjaga agar suhu stabil, dinyalakan kompor gas dalam ruangan tersebut sebagai heater.
6)      Pemeliharaan Larva
     Larva ikan patin ditampung sementara di tempat penampungan larva. Tempat penampungan larva berupa kain hapa (trilin) yang dipasang di dalam bak penampungan larva. Hal tersebut dilakukan agar memudahkan pemanenan larva saat akan dipindahkan ke tempat pemeliharaan. Agar larva patin tidak mengalami stres, kualitas air di tempat penampungan larva dan tempat pemeliharaan, khususnya suhu atau temperatur dibuat mendekati sama seperti menggunakan kompor sama seperti saat penetasan.
7)      Pakan dan pemberian pakan
Pemebreian pakan dilakukan sehari setelah larva ditebar. Pemberian pakan pertama untuk larva adalah artemia. Kemudian pemberian pakan dengan cacing sutera dilakukan pada hari ke enam sampai hari ke dua puluh lima. Pemberian pakan berupa pelet dilakukan pada saat benih berumur 26 hari sampai panen. Panen yang digunakan adalah pakan pelet crumble dengan merk 581 dan 582.
8)      Pengelolaan Kualitas Air
     Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan pembenihan ikan patin. Air yang digunakan untuk pembenihan ikan patin siam harus bersih dan jernih serta tidak mengandung kaporit. Hal tersebut dimaksudkan agar telur-telur ikan patin siam yang sedang ditetaskan dapat menetas dengan sempurna. Menurut Kordi (2005), air yang digunakan dalam pembenihan patin harus memenuhi syarat-syarat kualitas air yang baik seperti oksigen, suhu, pH, kecerahan dan sebagainya.
     Air yang digunakan dalam pembenihan oleh hatchery yang kami kunjungi berasal dari air sumur bor yang telah ditandonkan terlebih dahulu. pH air yang digunakan dalam pembenihan kisaran 6-6,5 untuk benih yang masih diberi pakan larva, sedangkan untuk benih yang sudah berumur satu minggu menggunakan air dengan pH kisaran 6-7,5.
Pengelolaan yang dilakukan yaitu menyaring sampah dan membuka saluran pemasukan air agar besar, sehingga volume air bertambah, namun ketinggian air tetap terjaga. Suhu yang baik untuk budidaya ikan patin adalah kurang lebih 300C.
9)      Pendederan
     Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan ikan patin ukuran tertentu dari hasil kegiatan pembenihan sebelum dipelihara di tempat pembesaran. Ukuran benih ikan patin yang dipelihara dari ukuran 1 inchi hingga mencapai ukuran 2-3 inchi.
     Kolam yang digunakan untuk pendederan ikan patin berupa kolam yang airnya tenang. Persiapan kolam untuk pendederan ikan patin dimulai dengan melakukan pengeringan kolam selama 3-5 hari sampai tanah dasar kolam menjadi retak-retak. Tujuan pengeringan kolam antara lain untuk membunuh bibit-bibit penyakit, memudahkan pengolahan tanah dasar dan pemupukan. Kegiatan selanjutnya adalah pemupukan tanah dasar kolam. Tujuan pemupukan adalah untuk menumbuhkan makanan alami berupa plankton yang sangat dibutuhkan oleh larva ikan patin yang baru ditebar. Jenis-jenis pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran hewan, seperti unggas, sapi, kerbau, kuda ataupun kambing.
     Pemupukan dilakukan dengan cara menebarkan pupuk secara merata ke seluruh permukaan dasar kolam dengan dosis yang sesuai. Selain penebaran pupuk kadang, pengapuran dilakukan untuk memperbaiki pH tanah serta untuk membunuh bibit penyakit maupun hama pangganggu. Setelah pemupukan selesai, kolam diisi air dengan ketinggian 30 cm kemudian dibiarkan selama 3-4 hari. Tujuannya adalah agar pupuk dapat bereaksi secara sempurna sehingga plankton dapat tumbuh dengan baik. Pengisian air dilakukan secara bertahap hingga mencapai ketinggian 75 cm dari dasar kolam.
     Setelah itu, penebaran benih ikan patin dilakukan setelah air kolam stabil. Artinya pengaruh pupuk sudah hilang dan makanan alami berupa plankton sudah tersedia. Agar benih yang ditebarkan tidak mengalami stres, penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu air masih rendah.
     Untuk lebih aman, penebaran benih dilakukan secara aklimatisasi yaitu dengan membiarkan ikan patin keluar dengan sendirinya dari wadah pengangkutan ke dalam kolam pendederan. Proses ini dapat dipercepat dengan cara menambahkan atau mencampurkan sedikit demi sedikit air yang ada di kolam pendederan ke dalam wadah pengangkutan sehingga diharapkan kondisi air di dalam wadah pengangkutan akan sama dengan kondisi air di kolam pendederan.
10)  Hama dan Penyakit
Pada pemeliharaa ikan patin jarang terdapat hama maupun predator karena kegiatan dilakuka dalam ruangan tertutup. Namun, sering ditemuka serangan penyakit seperti bintik putih (white spot).
11)  Pemanenan
     Pemanenan dilakukan setelah ikan patin mencapai ukuran ¾ inch. Pemanenan dilakukan pada pagi hari saat suhu air masih rendah guna menghindari ikan patin mengalami stres. Pemanenan dilakukan dengan mengeringkan kolam secara perlahan-lahan, yaitu dengan menutup saluran pemasukan air dan membuka saluran pembuangan atau pengeluaran yang terletak di dasar kolam. 
     Setelah tanah dasar kolam kering dan airnya hanya ada di kemalir, ikan patin digiring dari arah pemasukan air sampai berkumpul di pintu pengeluaran. Selanjutnya, ikan ditangkap dengan menggunakan alat tangkap yang tidak merusak atau yang dapat menyebabkan ikan luka-luka yaitu scop net (serokan). Setelah itu, ikan patin ditampung sementara dengan air yang mengalir menggunakan jaring atau hapa.
     Setelah itu ikan disortir dan dihitung dengan menggunakan centong. Kemudian benih ikan patin dikemas ke dalam kantong plastik. Benih yang akan dipacking dipuasakan terlebih dahulu, agar tidak mengalami stress.


2.1.5        Layout
     Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian pengertian layout mencakup layoutsite (layout lahan lokasi bisnis), layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya. Layout atau tataletak farm dapat dilihat pada denah yang akan kami paparkan.  
Pada umumnya jenis lay-out didasarkan pada situasi sebagai berikut:
a.       Posisi Tetap (fixed position)
     Lay-out jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk atau hal-hal lain yang menyebabkan tidak mungkin untuk memindahkan produknya. Jadi produk tetap ditempat sedangkan peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi produk. Contohnya gedung, pembuatan kapal.
b.      Orientasi Proses (process Oriented)
     Lay-out jenis ini didasarkan pada proses produksi barang atau pelayana jasa. Lay-out jenis ini dapat secara bersamaan menangani suatu produk atas jasa yang berbeda. Contohnya rumah sakit. Proses lay-out (fungtional lay-out), merupakan jenis lay-out dengan menempatkan mesin-mesin atau peralatan yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama dalam suatu kelompok atau satu ruangan. Contohnya untuk industry tekstil semua mesin pemotong dikelompokkan dalam satu area atau semua mesin jahit dikelompokkan dalm satu area.
c.       Tata Letak Kantor (office lay-out)
     Lay-out jenis ini berkaitan dengan posisi pekerja, peralatan kerja,tempat yang diperuntukkan untuk perpindahan informasi. Jika perpindahan informasi semuanya diselesaikan dengan telepon/alat telekomunikasi, masalah lay-out akan sangat mudah. Jika perpindahan orang dan dokumen dilakukan secara alamiah lay-out perlu dipertimbangkandengan matang.
d.      Tata letak pedagang eceran/pelayanan (retail and service Lay-Out)
Yaitu lay-out yang berkenaan dengan pengaturan dan lokasi tempat serta arus bermacam produk atau barang agar lebih banyak barang yang dapat dipajang sehingga lebih besar penjualannya.
e.        Tata Letak Gudang (warehouse Lay-Out)
     Lay-out ini ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang dan memaksimalkan dan memaksimalkan pemanfaatan ruangan gudang. Tujuannya untuk memperoleh optimum trade-off antara biaya penanganan dan ruang-ruang gudang.
2.1.6    Pemilihan Jenis Equipment
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi adalah :
a.       Fasilitas utama :
-          Wadah. Wadah yang digunakan adalah wadah pemeliharaan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva, dan penetasan arthemia.  

No
Wadah
Bahan
Bentuk
Dimensi
Jumlah
1
Pemeliharaan induk
Kolam tanah
persegi
10x5x1m
5
2
Hapa
Jaring
persegi
2x2x1m
4
3
Tandon
Terpal
persegi
4x10x1cm
100x50x40cm
2
5
4
Pemeliharaan larva
Kaca
persegi
100x40x35cm
100x50x35cm
80
51
5
Penetasan larva arthemia
Plastik, air
Ember
20cm
t= 30cm
30
6
Pemanenan arthemia
Fiber
Tabung
r = 40cm, t= 80cm,
1
7
Tempat cacing sutera
Plastik
Baskom
R=50cm, t=25cm
8

b.      Fasilitas Pendukung
1.      Bangunan
     Bangunan yang ada di Tania Aquaculture di farm Ciampea terdiri dari hatchery, gudang pakan dan peralatan, rumah pegawai.
2.      Peralatan Pengepakan (Packing)

     Peralatan packing yang digunakan pada perusahaan Tania Aquaculture diantaranya yaitu plastik ukuran 40x60 cm, karet gelang, tabung oksigen, box sterofoam, dan alat tulis. Plastik ukuran 40x60 cm, karet gelang, box sterofoam, digunakan untuk wadah packing benih. Tabung oksigen, digunakan untuk menyimpan oksigen yang akan digunakan ketika packing, dan alat tulis yang digunakan untuk memberi tanda/nomor pada box sterofoam dan mencatat data yang diperlukan.

LAMPIRAN 
Gambar Layout salah satu Hatchery Tania Aquculture

No comments:

Post a Comment